Ringkasan Buku “Knowing God”

Posted on Posted in Bacaan Rohani

Penulis: J.I. Packer

Bab 2: Orang-orang yang Mengenal Allah Mereka

J.I. Packer mengira bahwa tidak banyak dari kita yang secara alamiah akan mengatakan bahwa kita sudah mengenal Allah. Kata-kata bahwa kita mengenal Allah menyiratkan kepastian dan kenyataan pengalaman, bukan sesuatu yang bahkan kita masih ragu. Namun, seringkali kehidupan kita diiringi oleh semua kekecewaan dan kehancuran hati dengan menganggap semua itu sebagai “salib”. Seringkali juga kita terus menerus menemukan diri kita ada dalam kepahitan, sikap apatis, dan kemurungan ketika menghadapi semua masalah kita. Bagi orang-orang yang sungguh mengenal Allah, mereka tidak berfokus kepada kekecewaan dan kerugian diri mereka sendiri, namun mereka akan berfokus kepada apa yang mereka telah dapatkan. Sama seperti Paulus, ketika dia mengenal Kristus, segala sesuatu yang hilang darinya karena mengikut Kristus dianggap sampah atau kotoran.

            Apa perbedaan mengenal Allah dengan mengenal tentang Allah? Bagi Penulis, pengetahuan kita tentang doktrin-doktrin dan teologi kekristenan tidak menjamin kita telah mengenal Allah. Namun, kegembiraan, kebaikan, dan semangat yang tidak dapat dikekang, yang merupakan ciri orang yang sudah mengenal Allah. Menurut penulis, Pengetahuan yang sedikit dari Allah lebih berharga daripada pengetahuan yang banyak tentang Dia. Ada dua poin yang ditekankan oleh Penulis untuk menjelaskan bagian ini. Pertama, Seseorang dapat mengetahui banyak tentang Allah tanpa banyak mengenal-Nya. Minat dalam teologi dan pengetahuan tentang Allah dan kemampuan untuk berpikir dengan jelas dan berbicara dengan baik tentang tema-tema Kristen sama sekali tidak dapat disamakan dengan mengenal Dia. Kedua, Seseorang dapat mengetahui banyak tentang kesalehan tanpa banyak mengenal-Nya. Praktek-praktek kekristenan yang memperlihatkan kesalehan seseorang tidak dapat menjamin seseorang itu telah mengenal Allah. Oleh sebab itu kita harus lebih tajam memeriksa diri dengan perbedaan antara mengenal Allah dengan sekedar mengenal tentang Dia.

            Dalam bagian ini, Penulis akan mencoba memberikan bukti-bukti bahwa seseorang mengenal Allah melalui pembahasan dari kitab Daniel. Ada 4 bukti bahwa seseorang telah mengenal Allah.

Pertama, Orang-orang yang mengenal Allah memiliki energi yang besar untuk-Nya.

Dalam kitab Daniel 11:32 menyatakan bahwa kata “bertindak” merupakan tindakan orang-orang yang mengenal Allah yang adalah reaksi mereka terhadap kecenderungan perlawanan kepada Allah yang mereka lihat sedang bekerja di sekitar mereka. Sikap tidak hormat terhadap nama Allah mendorong mereka bertindak. Bukan hanya itu, energi untuk Allah ini juga digunakan orang-orang yang mengenal Allah untuk berdoa dengan semangat dan mengarahkan doa-doanya bagi kemuliaan Allah. Orang yang mengenal Allah seharusnya semakin banyak pengetahuan tentang Allah makin besar energinya untuk berdoa. Jika dalam diri kita hanya ada sedikit energi untuk berdoa dan sedikit waktu untuk berdoa, maka ini merupakan tanda yang pasti bahwa kita belum mengenal Allah.

Kedua, Orang-orang yang mengenal Allah memiliki pemikiran-pemikiran besar tentang Allah.

Dalam kisah Daniel, dia percaya bahwa Allah yang akan menolong Daniel dan teman-temannya dari penghukuman raja Nebukadnezar. Kitab Daniel secara keseluruhan merupakan pengingat yang dramatis bahwa Allah Israel adalah Raja di atas segala raja dan Tuhan di atas segala tuhan. Perasaan takjub terhadap kemuliaan Allah yang kudus, kesempurnaan moral-Nya dan kesetiaan-Nya yang murah hati, seharusnya membuat kita tetap rendah hati dan bergantung kepada-Nya, takjub dan taat, seperti yang dilakukan oleh Daniel.

Ketiga, Orang-orang yang mengenal Allah menunjukkan keberanian yang besar bagi Allah.

Daniel dan teman-temannya adalah orang-orang yang teguh pendiriannya, bukan karena mereka bebal, namun mereka tahu apa yang mereka lakukan adalah untuk kemuliaan Allah. Sekali mereka yakin bahwa pandangan mereka benar, dan kesetiaan mereka kepada Allah menuntut mereka melakukannya, maka mereka dengan yakin siap menerima akibatnya (Masuk ke dalam perapian dan gua siang). Seperti itu jugalah roh semua orang yang mengenal Allah.

Keempat, Orang yang mengenal Allah memiliki kepuasan yang besar di dalam Allah.

Tidak ada kedamaian seperti yang dialami orang-orang yang pikirannya dikuasai dengan jaminan sepenuhnya bahwa mereka mengenal Allah dan Allah mengenal mereka. Dan kedamaian ini berlaku dalam kehidupan, melalui kematian, dan untuk selamanya. Inilah damai sejahtera yang memberikan kepuasan kepada orang-orang yang mengenal Allah. Kepuasan ini merupakan ukuran lain untuk menilai apakah kita sungguh-sungguh mengenal Allah.

            Untuk kita memiliki pengetahuan akan Allah yang bukan hanya sekedar pengetahuan akan Dia, namun membawa kita mengenal Dia, maka penulis memberikan dua langkah awal untuk kita dapat memulai untuk memperoleh pengetahuan seperti demikian. Pertama, kita harus menyadari seberapa banyak ketidaktahuan kita tentang Allah. Kita harus belajar untuk mengukur diri sendiri, bukan dengan pengetahuan kita tentang Allah atau doktrin atau teologi semata, tetapi dengan bagaimana cara kita berdoa dan apa yang terjadi di dalam hati kita. Kedua, Kita harus mencari Juru Selamat. Tuhan Yesus memang sekarang tidak berada lagi di tengah-tengah kita dalam bentuk manusia/daging, namun kehadiran-Nya secara rohani tidak ada bedanya; kita masih bisa menemukan dan mengenal Allah dengan mencari dan menemukan penyertaan-Nya. Hanya orang yang berusaha mencari Tuhan Yesus sampai mereka menemukan-Nya, yang dapat berdiri di hadapan dunia untuk menyakskan bahwa mereka telah mengenal Allah.

~~~

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *