Bacaan Firman Tuhan : Yohanes 10 : 1-10
Kalau ada yang sejati, pasti ada yang palsu.
Yang asli adalah yang orisinil sedangkan yang palsu adalah tiruan sekalipun hampir mirip namun tetap bukan yang asli alias palsu.
Contohnya jam tangan Rolex yang sering dipalsukan.
Seringkali sulit untuk membedakan mana yang asli dan mana yang palsu.
Untuk dapat membedakannya diperlukan alat mikroskop untuk memastikannya.
Demikian pula dengan hidup yang berkelimpahan.
Banyak pemahaman yang keliru tentang hidup yang berkelimpahan walaupun mereka memakai ayat-ayat Alkitab, namun sayangnya mereka mencomot ayat-ayat Alkitab keluar dari konteksnya.
Sehingga banyak pemahaman-pemahaman yang tidak sesuai dengan apa yang seharusnya Tuhan inginkan.
Itulah sebabnya seorang teolog dan gembala dari sebuah gereja di Amerika yang bernama John Mc Arthur mengatakan dengan tegas : lebih baik seseorang tidak mempercayai Alkitab daripada membaca Alkitab dengan penafsiran yang salah.
Tuhan Yesus memperingatkan dan berkata kepada murid-muridnya dalam Lukas 17 : 1-2 Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Tidak mungkin tidak akan ada penyesatan, tetapi celakalah orang yang mengadakannya.
Adalah lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya, lalu ia dilemparkan ke dalam laut, dari pada menyesatkan salah satu dari orang-orang yang lemah ini. [TB-LAI]
Apakah yang Tuhan maksudkan dalam hidup yang berkelimpahan di dalam Yohanes pasal 10 ini?
Apakah maksud Yesus sama dengan maksud dari ajaran teologi kemakmuran atau teologi sukses?
Yang mengartikan bahwa hidup yang berkelimpahan adalah hidup yang sukses di dalam kesehatan, selalu sehat, sempurna hidupnya, tidak ada cacat, mempunyai kemampuan menerima kesembuhan Ilahi dan sebagainya.
Teologi ini secara sederhana mau mengatakan bahwa Allah adalah Allah yang maha besar, Allah yang kaya, penuh berkat dan manusia yang beriman pasti akan mengalami hidup yang penuh berkat, kaya, sukses dan berkelimpahan.
Pengertian hidup berkelimpahan seperti ini tentu tidak bisa menjawab situasi kondisi kesulitan penderitaan yang tengah dihadapi oleh orang-orang percaya Kristus pada saat ini.
Di tengah situasi wabah virus Corona yang melanda Jakarta, Indonesia bahkan dunia yang telah menewaskan lebih dari 21.000 orang di hampir 200 negara di seluruh dunia.
Bagaimana kita memahami kesuksesan, kesehatan dan kelimpahan di dalam konteks seperti ini?
Yohanes 10:10 : Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. [TB-LAI]
Mari kita perhatikan beberapa poin penting.
Ada 4 hal yang ingin saya sampaikan tentang apa artinya hidup yang berkelimpahan yang sejati:
- Orang yang hidup berkelimpahan yang sejati adalah orang yang menerima Yesus sebagai satu-satunya pintu untuk menjadi warga kerajaan Allah.
Seperti yang dikatakan Yohanes 10:9 Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput. [TB-LAI]
Di sini Tuhan Yesus menjelaskan bahwa Ialah pintu ke domba-domba itu, komunitas orang-orang percaya, persekutuan umat tebusan menjadi warga Kerajaan Allah.
Jika seorang tidak masuk melalui pintu maka ialah pencuri yang masuk ke kandang domba dengan cara memanjat tembok.
Mari kita perhatikan Kis. P. Rasul 4 : 12 Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.” [TB-LAI]
Rasul Petrus dengan penuh Roh Kudus mengatakan bahwa keselamatan tidak ada didalam siapapun juga selain didalam Dia.
Yesus menyampaikan bahwa orang yang hidupnya berkelimpahan adalah orang Kristen yang sejati yang percaya kepada-Nya dan yang telah memperoleh anugerah keselamatan.
Percayalah kepada Yesus Kristus dan undang Roh Kudus masuk ke dalam hati maka kita akan mengalami hidup yang berkelimpahan.
- Hidup berkelimpahan yang sejati adalah mereka yang hidupnya dipimpin oleh Tuhan. Tuhan Yesus juga mengatakan di ayat yang ke 9; bukan hanya akan menerima anugerah keselamatan melainkan juga akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.
Kalau kita memperhatikan istilah masuk dan keluar, hal ini sering juga digaungkan di dalam Perjanjian Lama.
- Bilangan 27 : 16-17
- Mazmur 121 : 7-8
Kedua kitab di atas menyatakan bahwa janji Tuhan Dia akan memimpin perjalanan keluar masuk umat-Nya serta menjaga umat-Nya dari segala bahaya dan kecelakaan.
Ketika Tuhan menyelamatkan kita menjadi anak-anak-Nya menjadi warga Kerajaan Sorga menjadi satu dengan persekutuan orang-orang Kudus.
Tuhan tidak langsung membawa kita ke surga meninggalkan dunia ini.
Kita masih hidup dalam dunia ini kita masih tinggal bergumul di tengah-tengah dunia ini Sebaliknya justru Tuhan menempatkan kita di dunia yang penuh dengan pergumulan dan air mata.
Istilah masuk dan keluar menunjukkan dinamika pergerakan kita karena Tuhan memang Tuhan Allah yang terus bergerak bekerja di tengah dunia ini memelihara dunia ini.
Kita diingatkan agar jangan berdiam diri, kita tidak boleh berdiam diri saja menantikan surga yang akan datang di mana tidak ada lagi tangis dan air mata.
Kita pun dipimpin Tuhan untuk keluar dari komunitas kita berjalan bergerak bekerja di dalam pimpinan-Nya sehingga kita boleh menjadi kesaksian bagi orang lain yang masih di luar anugerah keselamatan.
Memberi kekuatan kepada mereka yang mungkin saat ini sedang membutuhkan nasehat saudara mungkin mereka sedang khawatir akan wabah virus Corona.
Kita dipanggil oleh Tuhan untuk tidak berdiam diri, untuk menjadi pendoa-pendoa syafaat bagi Tuhan, agar banyak orang yang disadarkan bahwa tanpa Tuhan mereka tidak bisa berbuat apa-apa di dalam dunia ini.
Kita memohon pimpinan Tuhan apa pun yang kita lakukan semua ada di dalam berkat-berkat-Nya.
Menjadi terang menjadi kesaksian bagi orang lain bahwa inilah artinya hidup yang berkelimpahan yang sejati.
- Oang yang hidup berkelimpahan yang sejati adalah orang yang hidup di dalam pemeliharaan Tuhan.
Kalimat terakhir dari ayat ke 9 mengatakan bahwa Tuhan akan membawa domba gembalaan-Nya menemukan padang rumput.
Artinya Tuhan berjanji memelihara umat-Nya dalam segala situasi dan kondisi apapun.
Sebuah gambaran dan janji yang kekal seperti yang Daud katakan di dalam Mazmur 23:2 Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; [TB-LAI]
Padang rumput yang sesungguhnya adalah gambaran ketenangan jiwa yang dimiliki oleh orang yang percaya karena begitu yakin akan janji penyertaan dan pemeliharaan Tuhan sebagai Gembala.
Dan di ayat ke 4 Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. [TB-LAI]
Tuhan Yesus bahkan memberikan nyawa-Nya sendiri bagi semua orang yang percaya kepada-Nya.
Stefanus memiliki ketenangan jiwa seperti yang Tuhan Yesus janjikan saat menghadapi orang-orang Yahudi yang hendak melemparinya dengan batu.
Stefanus tetap tenang, ia melihat ke langit lalu melihat kemuliaan Tuhan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah.
Pemeliharaan Tuhan dalam hidup kita sebagai milik-Nya jangan diartikan bahwa hidup ini tidak lagi ada kesulitan, tidak lagi ada penyakit, tidak lagi ada air mata.
Jangan menutup mata dari seluruh kebenaran Alkitab bahwa dunia ini memang bukan tujuan akhir hidup kita.
Seorang hamba Tuhan berkata saat kita hidup di dunia ini bagaikan kita mampir istirahat sebentar untuk minum secangkir Kopi lalu berangkat menuju tujuan kita yang sesungguhnya; yaitu Surga mulia.
Mengapa banyak orang Kristen kecewa kepada Tuhan?
Karena sakit belum sembuh-sembuh walaupun sudah berdoa.
Sudah usaha, sudah berkerja namun tetap mengalami tantangan dan kesulitan, walaupun mereka sudah rajin beribadah dan bahkan sudah rajin melayani.
Kesalahan kita adalah menganggap padang rumput sebagai sebuah kondisi keadaan yang makmur sejahtera tanpa pergumulan dan tanpa air mata, padahal Alkitab dengan jelas sudah berkata dalam Wahyu 21 : 4 Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu.” [TB-LAI]
Kapan itu terjadi? Dan jika kita baca baik-baik, hal itu terjadi bukan sekarang tetapi nanti di langit yang baru, di bumi yang baru.
Kita masih hidup di dalam dunia yang masih bisa ada virus yang mematikan yang bernama Corona.
Tuhan berjanji akan memimpin, akan memelihara kita seperti yang Tuhan katakan kepada Rasul Paulus ketika ia sungguh – sungguh berdoa.
Dan Tuhan menjawab cukuplah kasih karunia-Ku bagimu sebab justru di dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.
Sebab itu Paulus terlebih suka bermegah atas kelemahannya, supaya kuasa Kristus turun menaunginya (baca 2 Korintus 12:10).
Marilah dengan iman kita juga dapat berkata seperti Rasul Paulus berkata: anugerah-Mu Tuhan, cukup bagiku.
- Hidup yang berkelimpahan yang sejati adalah hidup yang memberi seperti Yesus.
Kalau kita memperhatikan di ayat yang ke-10 Alkitab berkata : pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan. Aku datang supaya mereka mempunyai hidup dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.
Tuhan Yesus memberikan perbedaan yang kontras antara diri-Nya dengan seorang pencuri. Ayat firman Tuhan dari Yohanes pasal 10 ini diawali dengan percakapan Yesus dengan para ahli kitab yang dikenal dengan orang Farisi.
Sebagai pemimpin agama mereka seharusnya menerima orang yang buta yang sudah disembuhkan, dicelikkan matanya oleh Tuhan Yesus. Tetapi sebaliknya, justru mereka mengucilkan dan mengusir orang buta yang sudah melek itu dari komunitas mereka.
Siapakah pencuri dan perampok itu?
Merekalah yang dimaksudkan oleh Tuhan.
Di dalam Pasal 10 : 1 mental mencari kepentingan pribadi dan mementingkan diri sendiri adalah mental pencuri dan perampok, terlihat sangat kontras dengan mental gembala yang memberi dan berkorban.
Kedatangan Tuhan Yesus menjadikan saudara dan saya, menjadi miliknya yang mempunyai hidup yang berkelimpahan.
Hidup yang dijalani oleh Tuhan Yesus adalah hidup yang memberi.
Bukan hanya waktu, tenaga dan pikiran-Nya, juga memberi darah-Nya bahkan sampai tetes yang terakhir di atas kayu salib bagi saudara dan saya.
inilah arti yang keempat dari hidup yang berkelimpahan yang sejati yang sudah dijalani oleh Tuhan kita Yesus Kristus.
Wabah virus Corona seperti yang terjadi sekarang ini membuat situasi menjadi sulit bagi kondisi sosial masyarakat, ekonomi, politik, pendidikan dan keagamaan baik di Indonesia maupun dunia.
Mari kita meneladani Yesus dengan bertanya kepada diri kita masing-masing apa yang saya dapat berikan, bagi sesama kita?
Mungkin kita bisa ambil bagian dalam berdoa menjadi pendoa syafaat.
Memberikan kekuatan dengan menasehatkan teman-teman atau kenalan kita.
Atau memberi perhatian kepada keluarga kita masing-masing yang selama ini kita lalaikan karena kesibukan dalam tugas dan pekerjaan.
Kita memberi bisa dalam banyak hal, bukan hanya memberi di dalam urusan dana/materi saja.
Janganlah kita mengikuti mental pencuri seperti yang Tuhan Yesus katakan yang tidak mempedulikan sesama di dalam segala kesulitan dan penderitaan dan mencari hanya kepentingan diri sendiri.
Di sinilah letak perbedaan yang mencolok antara orang yang hidup di dalam kelimpahan yang sejati; yaitu punya semangat, punya spirit selalu ingin memberi dan memberi. Dan bukan sebaliknya mencuri dan merampok yang sesungguhnya adalah milik Tuhan.
Sebagai penutup, mari kita ingat kembali ke 4 poin yang saya sudah sampaikan di atas.
Apakah arti hidup yang berkelimpahan yang sejati itu?
- Hidup yang sudah menerima keselamatan di dalam iman kepada Yesus.
- Hidup yang dipimpin oleh Tuhan di dalam seluruh kegiatan kita, keluar masuk kita, kita tahu bahwa Tuhan ingin kita menyaksikan iman kita kepada dunia ini.
- Hidup yang ada di dalam pemeliharaan Tuhan, yang memiliki ketenangan jiwa seperti domba-domba yang dibawa ke padang rumput oleh Sang Gembala.
- Hidup yang memberi seperti Kristus yang menjadi teladan bagi kita.
Tuhan Yesus memberkati.
Ringkasan khotbah Minggu, 29 Maret 2020 via WhatsApp oleh Pdt. Ir. Rendy Tirtanadi, M.Th. dan diringkas oleh Bpk. Beben.